Cinta Islam Jalankan Syariat

Minggu, 10 November 2013

Pendusta Agama





                Dusta, bicara tentang Dusta, bicara tentang satu sifat yang tentu saja semua orang tidak menyukainya. Karena, Dusta ialah Sifat Ketidakjujuran seseorang terhadap apa yang ia ucapkan atau apa yang ia lakukan. Tapi, secara tidak sadar pun orang-orang dapat berdusta kepada Tuhannya  Allah SWT. Adapun orang-orang yang Berdusta kepada Tuhannya atau Agamanya tercantum dengan Jelas didalam Al-Qur’an Surah Al-Ma’un yang akan saya jelaskan berikut ini:


 
Tahukah (kamu) orang-orang yang mendustakan agama?

 
Maka, Itulah orang yang menghardik anak yatim,

dan enggan memberi makan orang miskin.

Maka celakalah orang yang shalat,

(yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya,

orang yang berbuat riya,

dan enggan memberikan bantuan.


                Dari kutipan ayat suci Al-Qur’an diatas, dapat disimpulkan bahwa, orang yang berdusta terhadap agamanya ialah orang yang orang yang menghardik anak yatim, yaitu orang-orang yang acuh tak acuh terhadap anak yatim yang membutuhkan pertolongan kita, yang kedua, orang yang berdusta terhadap  agama ialah orang yang enggan memberi makan orang miskin, yaitu orang-orang tidak mau memberikan bantuan kepada orang-orang miskin yang tentu saja sangat membutuhkan uluran tangan kita, adapun yang ketiga, orang yang mendustakan agama ialah orang yang shalat, mengapa orang shalat disebut mendustakan agamanya? Karena ia telah Lalai terhadap shalatnya, dimana ia telah mengubah waktu shalat, dari 5 waktu menjadi 4 waktu, dari 4 waktu menjadi 3 waktu, dari 3 waktu menjadi 2 waktu, dari 2 waktu menjadi 1 waktu, bahkan ia juga telah meniadakan waktu shalat, Na’udzubillah. Berikutnya yang keempat, orang yang disebut mendustakan agama ialah orang-orang yang berbuat ria, yaitu berbuat sesuatu bukan ditujukan untuk mencari Keridhoan dari Allah, melainkan karena ingin mendapat Pujian dan kemahsyuran di masyarakat, dan yang kelima, atau yang terakhir, orang yang mendustakan agama ialah orang-orang yang enggan menolong dengan barang yang berguna, sebagian Mufassirin mengartikan dengan Enggan Membayar Zakat.

Menepati Janji

how do you make gifs


                Janji ialah ucapan seseorang kepada orang lain yang menyangkut kepentingan keduanya. Menepati Janji termasuk Sifat yang Terpuji. Orang yang Suka Menepati Janji berarti dia Mempunyai Akhlak yang Terpuji. Janji itu Mudah Diucapkan, namun Sulit untuk Dilakukan. Barang siapa yang berjanji harus Ditepati. Sebagai seorang Muslim, sebaiknya apabila kita Berjanji, jangan lupa sambil berucap InsyaAllah, artinya Jika Allah Menghendaki, karena kita tidak tau apa yang akan terjadi setelah kita berjanji. Manusia Hanya Sanggup Merencanakan, namun Allahlah yang Menentukan semuanya.
                Seandainya  Janji tidak dapat Ditepati karena “Sesuatu” yang Tidak Disengaja, asal Mengucap Insya Allah, maka Allah SWT akan Mengampuninya. Sekalipun demikian, kita harus “Meminta Maaf” dan Memberi Penjelasan Sekiranya “Ada Halangan”.
                Firman Allah SWT yang Memiliki Arti:
“… dan Penuhilah Janji, sesungguhnya Janji itu pasti diminta Pertanggungjawabannya.” (QS. Al-Israak ayat 34)
                Dalam Surah Lain, juga dijelaskan dengan Bunyi Arti:
“Hai Orang-orang yang Beriman, Penuhilah akad-akad atau Janji-janji itu…” (QS. Al-Maidah ayat 10)
                Pengertian kedua ayat tersebut Menegaskan bahwa, Sebagai Umat ISLAM, kita harus Selalu Menepati Janji. Sebaiknya, sebelum Berjanji kita pikirkan terlebih dahulu, apakah kita sanggup untuk menepatinya atau tidak, karena Janji itu adalah Hutang. Kita juga Dilarang Berkhianat dan Mengadakan Perjanjian yang Tidak Pernah Ditepati. Orang yang Sengaja Tidak Menepati Janji, maka orang tersebut Termasuk kedalam Golongan Orang-orang yang Munafik, sebagaimana Sabda Rasulullah SAW yang Artinya:
“Ciri-ciri orang Munafik ada tiga, apabila Berkata dia Berdusta, apabila Berjanji dia Mengingkari, apabila Dipercaya dia Berkhianat”. (HR. Bukhari dan Muslim)
                Hadist diatas Menegaskan bahwa Agama ISLAM mengajarkan Kepada Umatnya agar selalu Menepati Janji dan Wajib Melaksanakan Janji tersebut dengan Sebaik-sebaiknya. Semua Orang Islam yang Imannya Kukuh Pasti Tidak Mengingkari Janji.

Shalat






A. Pengertian Shalat
       
          Secara bahasa salat berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti, do'a. Sedangkan menurut istilah salat bermakna serangkaian kegiatan ibadah khusus atau tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.
          Shalat itu  bukan sebuah kewajiban, melainkan KEHARUSAN dan harus menjadi bagian dari Hidup Kita, Karena hukum shalat 5 waktu adalah Fardu a'in, yaitu apabila dikerjakan akan mendapat Pahala dari Allah swt, dan apabila ditinggalkan akan Mendapat Dosa.
          Shalat merupakan tiangnya agama, bilashalat dikerjakan, berdirilah dengan kokoh tiangnya Islam. Bila tidak dikerjakan, robohlah tiangnya Islam, sama halnya dengan bila shalatnya baik, akan baik pula ibadah yang lainnya.
          Shalat merupakan kunci Rezeki, memperbanyak shalat, sama halnya dengan memperbanyak Rezeki. Shalat merupakan pembeda antara yang muslim dengan yang kafir, bagi yang sering menjalankan shalat, dia termasuk Muslim, bila dia tidak menjalankan shalat, maka dia sudah termasuk kedalam kafir.
          Semua gerakan shalat merupakangerakan-gerakan yang sangat bermanfaat bagi yang menjalankan. Shalat dapat membuat seseorang menjadi pandai, pasalnya saat sujud, saat sujud aliran darah mengalir ke otak, dan hanya mengalir saat kita bersujud, sel-sel otak yang jarang dialiri darah akan teraliri dan menjadikan siapa pun jadi pandai, SubhanAllah.
         Shalat merupakan sarana komunikasi antara manusia dengan Allah swt. Shalat merupakan peredam amarah. Shalat juga merupakan sarana untuk menenangkan hati yang sedang gundah, apabila shalatnya khusyuk dan dinikmati.
        Dalam shalat, kita sudah berjanji pada Allah swt, bahwa sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku, hanyalah untuk Allah swt. Janji itu adalah hutng yang wajib dibayar, jadi kita senantiasa harus Menjalankan Perinta Allah swt dan Meninggalkan Segala Apa Yang Dilarang oleh Allah swt.
       Shalat juga sangat bermanfaat bagi kita, shalat akan membuat kita menjadi orang yang disiplin dalam hal apapun, Bila kita mengerjakan shalat tepat waktu, waktunya shalat, segera mengambil air wudhu langsung shalat, dan dianjurkan sangat untuk shalat berjamaah di Mesjid
      
B. Hukum Shalat

        Dalam banyak hadits, Nabi Muhammad SAW telah memberikan peringatan keras kepada orang yang suka meninggalkan salat, diantaranya ia bersabda: "Perjanjian yang memisahkan kita dengan mereka adalah salat. Barangsiapa yang meninggalkan salat, maka berarti dia telahkafir."[2]
Orang yang meninggalkan salat maka pada hari kiamat akan disandingkan bersama dengan orang-orang laknat, berdasarkan hadits berikut ini: "Barangsiapa yang menjaga salat maka ia menjadi cahaya, bukti dan keselamatan baginya pada hari kiamat dan barangsiapa yang tidak menjaganya maka ia tidak mendapatkan cahaya, bukti dan keselamatan dan pada hari kiamat ia akan bersama Qarun, Fir'aun, Haman dan Ubay bin Khalaf."[3]
Hukum salat dapat dikategorisasikan sebagai berikut :

Fardhu, Salat fardhu ialah salat yang diwajibkan untuk mengerjakannya. Salat Fardhu terbagi lagi menjadi dua, yaitu :
Fardhu ‘Ain : ialah kewajiban yang diwajibkan kepada mukallaf langsung berkaitan dengan dirinya dan tidak boleh ditinggalkan ataupun dilaksanakan oleh orang lain, seperti salat lima waktu, dan salat jumat(Fardhu 'Ain untuk pria).
Fardhu Kifayah : ialah kewajiban yang diwajibkan kepada mukallaf tidak langsung berkaitan dengan dirinya. Kewajiban itu menjadi sunnah setelah ada sebagian orang yang mengerjakannya. Akan tetapi bila tidak ada orang yang mengerjakannya maka kita wajib mengerjakannya dan menjadi berdosa bila tidak dikerjakan. Seperti salat jenazah.
Nafilah (salat sunnat),Salat Nafilah adalah salat-salat yang dianjurkan atau disunnahkan akan tetapi tidak diwajibkan. Salat nafilah terbagi lagi menjadi dua, yaitu
Nafil Muakkad adalah salat sunnat yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat (hampir mendekati wajib), seperti salat dua hari raya, salat sunnat witir dan salat sunnat thawaf.
Nafil Ghairu Muakkad adalah salat sunnat yang dianjurkan tanpa penekanan yang kuat, seperti salat sunnat Rawatib dan salat sunnat yang sifatnya insidentil (tergantung waktu dan keadaan, seperti salat kusuf/khusuf hanya dikerjakan ketika terjadi gerhana).
          Musibah bagi orang-orang yang meninggalkan shalat:
Subuh : Akan disiksa selama 60 tahun didalam Neraka.
Dzuhur : Akan disiksa seperti membunuh 1000 orang Muslim.
Ashar : Akan disiksa seperti orang yang meruntuhkan Ka'bah.
Maghrib : Akan disiksa seperti orang yang berzina dengan orang tuanya.
Isya : Allah swt tidak meridhoi ia hidup di bumi dan dipaksa mencari bumi lain.

C. Rukun Shalat

13 Rukun Salat :

Berdiri
Niat
Takbiratul ihram
Membaca surat Al Fatihah pada tiap rakaat
Ruku' dengan tuma'ninah
I'tidal dengan tuma'ninah
Sujud dua kali dengan tuma'ninah
Duduk antara dua sujud dengan tuma'ninah
Duduk dengan tuma'ninah serta membaca tasyahud akhir dan
sholawat kepada nabi
berlindung kepada Allah dari siksa jahannam dan kubur serta fitnah hidup dan mati dan kekejian fitnah dajjal
Membaca salam yang pertama
Tertib (melakukan rukun secara berurutan)

D.Shalat Berjama'ah

       Salat tertentu dianjurkan untuk dilakukan secara bersama-sama(berjama'ah). Pada salat berjama'ah seseorang yang dianggap paling kompeten akan ditunjuk sebagai Imam Salat, dan yang lain akan berlaku sebagai Makmum.

Salat yang dapat dilakukan secara berjama'ah antara lain :
Salat Fardhu
Salat Tarawih
Salat yang mesti dilakukan berjama'ah antara lain:
Salat Jumat
Salat Hari Raya (Ied)
Salat Istisqa'

E. Shalat dalam kondisi khusus

         Dalam situasi dan kondisi tertentu kewajiban melakukan salat diberi keringanan tertentu. Misalkan saat seseorang sakit dan saat berada dalam perjalanan (safar).
Bila seseorang dalam kondisi sakit hingga tidak bisa berdiri maka ia dibolehkan melakukan salat dengan posisi duduk, sedangkan bila ia tidak mampu untuk duduk maka ia diperbolehkan salat dengan berbaring, bila dengan berbaring ia tidak mampu melakukan gerakan tertentu ia dapat melakukannya dengan isyarat.
Sedangkan bila seseorang sedang dalam perjalanan, ia diperkenankan menggabungkan (jama’) atau meringkas (qashar) salatnya. Menjama' salat berarti menggabungkan dua salat pada satu waktu yakni dzuhur dengan ashar atau maghrib dengan isya. Mengqasar salat berarti meringkas salat yang tadinya 4 raka'at (dzuhur,ashar,isya) menjadi 2 rakaat.

F. Shalat dalam Al-Qur'an

Berikut ini adalah ayat-ayat yang membahas tentang salat di dalam Al Qur'an, kitab suci agama Islam.

Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: Hendaklah mereka mendirikan salat, menafkahkan sebahagian rezki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan (QS.Ibrahim :31)14:31
Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji (zinah) dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat lain) Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (al-‘Ankabut : 45) 29:45
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan salat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan (Maryam: 59)19:59
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh-kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan salat, yang mereka itu tetap mengerjakan salatnya (al-Ma’arij : 19-23)
G. Sejarah Shalat Fardhu

        Salat yang mula-mula diwajibkan bagi Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya adalah Salat Malam, yaitu sejak diturunkannya Surat al-Muzzammil (73) ayat 1-19. Setelah beberapa lama kemudian, turunlah ayat berikutnya, yaitu ayat 20:

Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dengan turunnya ayat ini, hukum Salat Malam menjadi sunat. Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid, al-Hasan, Qatadah, dan ulama salaf lainnya berkata mengenai ayat 20 ini, "Sesungguhnya ayat ini menghapus kewajiban Salat Malam yang mula-mula Allah wajibkan bagi umat Islam.

Shalat Berjamaah




Shalat merupakan Kewajiban Setiap Muslim, dan suatu amalan yang Spesial nan Istimewa. Mengapa Demikian? Selain ibadah yang akan pertama kali akan Dihisab diakhirat kelak, shalat juga merupakan ibadah yang perintah pelaksanaanya langsung diberikan kepada baginda Rasulullah SAW.
Selain itu, shalat juga merupakan “Ciri” dari Orang yang Beriman, sesuai dengan Firman Allah SWT yang Artinya: “…Sungguh, shalat itu adalah Kewajiban yang Ditentukan waktunya atas orang-orang yang Beriman.” (QS.An-Nisa ayat 103).
          Jadi, apabila ada yang ga shalat diantara kita sedang dia tidak mendapat halangan apapun, maka dia bukanlah dari Golongan Islam.
          Maka dari itu, saya mengajak “Kawan Pecinta Islam” semua, khususnya kepada saya pribadi untuk lebih meningkatkan Kualitas Ibadah Shalat kita dengan Berjamaah. Kerana, amat banyak Kelebihan yang akan kita dapatkan, diantaranya saja:
          Pertama, “Dari Ibnu ‘Umar r.a., bahwa Rasulullah SAW telah Bersabda: Shalat Berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat dibanding shalat yang dilakukan sendiri.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
          Kedua, walaupun imam tidak khusyuk, dalam artian jasadnya di Mesjid namun hatinya dipekerjaannya, jasadnya di Mushalla namun hatinya ditempat lain. Meskipun demikian, apabila ada salah satu Makmum saja yang Khusyuk, maka shalatnya akan diterima dan mendapat pahala. Lalu, bagaimana kalo semuanya ga ada yang Khusyuk? Allah SWT akan tetap menerima shalatnya dan memberi pahala kepada yang Berjamaah. Kerana jamaah adalah Berkah kata Allah.
          Ketiga, ialah apabila kita melaksanakan Shalat Berjamah selama 40 hari tanpa meninggalkan takbiratul ihram bersama imam, maka Allah akan memberikan 2 Point Dijauhkan, point yang pertama akan Dijauhkan dari Siksa Api Neraka. Point yang kedua akan dijauhkan dari Sifat Munafik, kerana Allah SWT sangat Benci kepada orang-orang yang Munafik.
Subhanallah, baru tiga kelebihan aja udah terasa Nikmat banget ya rasanya. Lanjut Jangan? (Anda Menjawab: “Lanjut!”) Udah ah, udah Pegel ngelanjutinnya juga, sekian dan semoga Bermanfaat. Amin Allahumma Ya Rabbal Alamin.

Senin, 16 Januari 2012

Sejarah Islam

                 
     



1. Sejarah Islam

            ISLAM merupakan satu-satunya Agama yang diridhoi Allah SWT. ISLAM ialah Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang Pengutusannya berbeda dengan Nabi-Nabi Lainnya. Nabi Muhammad SAW sendiri dilahirkan pada tanggal 12 Rabi’ul Awal Tahun Gajah. Dengan ayahnya yang bernama Abdullah dan Ibunya bernama Siti Aminah.
           Nabi Muhammad SAW menyebarkan Agama ISLAM dengan Cara Berdakwah secara Terang-terangan dan dengan Cara Berdakwah secara Sembunyi-sembunyi. Beliau tidak selalu mendapatkan Kemudahan dalam Berdakwah, banyak halangan dan rintangan yang Menghadang, seperti  Ancaman dari Suku Quraisy, Suku Yahudi, dan Suku Nasrani yang selalu menghalang-halangi Rasulullah untuk Berdakwah. Suku-suku tersebut merupakan suku-suku yang tidak Meyakini bahwa Hanya Allah yang Patut Disembah, bukan berhala-berhala yang merupakan Benda Mati yang tidak dapat Menyelamatkan mereka dari Api Neraka.
             
Padahal dalam Al-Qur'an tercantum dengan Jelas, bahwa:

"... Pada hari ini telah kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah kucukupkan nikmatKu kepadamu, dan telah Kuridhai Islam menjadi agamamu ...." (QS. Al Maidah:3).

2. Islam Tiba Di Indonesia

           Perjuangan Nabi Besar Muhammad Saw tidak sia-sia, ISLAM pun mulai berkembang dan menyebar luas keseluruh lapisan Masyarakat. Sampailah ISLAM ke Negara Kita Tercinta Negara Indonesia pada abad ke 7. Melalui Perantara Pernikahan, Perdagangan, dan Melalui Perantara Berdakwah. Penyebaran ISLAM di Indonesia tak luput mendapat Pengaruh Besar dari Wali Songo. "Walisongo" berarti sembilan orang wali. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Dradjad, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, serta Sunan Gunung Jati. Mereka tidak hidup pada saat yang persis bersamaan. Namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, bila tidak dalam ikatan darah juga dalam hubungan guru-murid.

3. Walisongo

Maulana Malik Ibrahim adalah yang tertua. Sunan Ampel adalah anak Maulana Malik Ibrahim. Sunan Giri adalah keponakan Maulana Malik Ibrahim yang berarti juga sepupu Sunan Ampel. Sunan Bonang dan Sunan Drajad adalah anak Sunan Ampel. Sunan Kalijaga merupakan sahabat sekaligus murid Sunan Bonang. Sunan Muria anak Sunan Kalijaga. Sunan Kudus murid Sunan Kalijaga. Sunan Gunung Jati adalah sahabat para Sunan lain, kecuali Maulana Malik Ibrahim yang lebih dahulu meninggal.
Mereka tinggal di pantai utara Jawa dari awal abad 15 hingga pertengahan abad 16, di tiga wilayah penting. Yakni Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, serta Cirebon di Jawa Barat. Mereka adalah para intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat pada masanya. Mereka mengenalkan berbagai bentuk peradaban baru: mulai dari kesehatan, bercocok tanam, niaga, kebudayaan dan kesenian, kemasyarakatan hingga pemerintahan.
Pesantren Ampel Denta dan Giri adalah dua institusi pendidikan paling penting di masa itu. Dari Giri, peradaban Islam berkembang ke seluruh wilayah timur Nusantara. Sunan Giri dan Sunan Gunung Jati bukan hanya ulama, namun juga pemimpin pemerintahan. Sunan Giri, Bonang, Kalijaga, dan Kudus adalah kreator karya seni yang pengaruhnya masih terasa hingga sekarang. Sedangkan Sunan Muria adalah pendamping sejati kaum jelata.
Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia. Khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat "sembilan wali" ini lebih banyak disebut dibanding yang lain.
Masing-masing tokoh tersebut mempunyai peran yang unik dalam penyebaran Islam. Mulai dari Maulana Malik Ibrahim yang menempatkan diri sebagai "tabib" bagi Kerajaan Hindu Majapahit; Sunan Giri yang disebut para kolonialis sebagai "paus dari Timur" hingga Sunan Kalijaga yang mencipta karya kesenian dengan menggunakan nuansa yang dapat dipahami masyarakat Jawa -yakni nuansa Hindu dan Budha

Sumber Walisongo : Pesantren