Menepati Janji
Janji
ialah ucapan seseorang kepada orang lain yang menyangkut kepentingan keduanya.
Menepati Janji termasuk Sifat yang Terpuji. Orang yang Suka Menepati Janji
berarti dia Mempunyai Akhlak yang Terpuji. Janji itu Mudah Diucapkan, namun
Sulit untuk Dilakukan. Barang siapa yang berjanji harus Ditepati. Sebagai
seorang Muslim, sebaiknya apabila kita Berjanji, jangan lupa sambil berucap InsyaAllah, artinya Jika Allah
Menghendaki, karena kita tidak tau apa yang akan terjadi setelah kita berjanji.
Manusia Hanya Sanggup Merencanakan, namun Allahlah yang Menentukan semuanya.
Seandainya
Janji tidak dapat Ditepati karena “Sesuatu”
yang Tidak Disengaja, asal Mengucap Insya Allah, maka Allah SWT akan Mengampuninya.
Sekalipun demikian, kita harus “Meminta Maaf” dan Memberi Penjelasan Sekiranya “Ada
Halangan”.
Firman
Allah SWT yang Memiliki Arti:
“… dan Penuhilah Janji,
sesungguhnya Janji itu pasti diminta Pertanggungjawabannya.” (QS. Al-Israak
ayat 34)
Dalam
Surah Lain, juga dijelaskan dengan Bunyi Arti:
“Hai Orang-orang yang Beriman,
Penuhilah akad-akad atau Janji-janji itu…” (QS. Al-Maidah ayat 10)
Pengertian
kedua ayat tersebut Menegaskan bahwa, Sebagai Umat ISLAM, kita harus Selalu
Menepati Janji. Sebaiknya, sebelum Berjanji kita pikirkan terlebih dahulu,
apakah kita sanggup untuk menepatinya atau tidak, karena Janji itu adalah
Hutang. Kita juga Dilarang Berkhianat dan Mengadakan Perjanjian yang Tidak
Pernah Ditepati. Orang yang Sengaja Tidak Menepati Janji, maka orang tersebut
Termasuk kedalam Golongan Orang-orang yang Munafik, sebagaimana Sabda
Rasulullah SAW yang Artinya:
“Ciri-ciri orang Munafik ada tiga,
apabila Berkata dia Berdusta, apabila Berjanji dia Mengingkari, apabila Dipercaya
dia Berkhianat”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadist
diatas Menegaskan bahwa Agama ISLAM mengajarkan Kepada Umatnya agar selalu
Menepati Janji dan Wajib Melaksanakan Janji tersebut dengan Sebaik-sebaiknya.
Semua Orang Islam yang Imannya Kukuh Pasti Tidak Mengingkari Janji.